Penyebar Berita Hoak Sekarang Di Amankan Polisi – Seseorang pria berinisial RGS (45), masyarakat Cirebon diamankan polisi sesudah membuat serta mengupload video hoax masalah perhitungan Panitia Penentuan Kecamatan (PPK) Pemilu 2019 di Kecamatan Plumbon, Cirebon yang dikatakannya tertutup.
Pria yang profesinya jadi wirawasta itu akui kapok sudah lakukan tindakannya.
RGS awalannya akui hadir ke GOR Pamijahan, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon waktu perhitungan suara tingkat PPK Sabtu (20/4) kemarin. Ia hadir untuk lihat proses perhitungan suara pemilu 2019.
“Sesudah itu sampai istirahat saya tanyakanlah ke petugas KPU, ‘Pak mengapa perhitungan perhitungan C1 di GOR?’. Saya katakan cuaca kan panas gini. Lalu kata komisionernya cemas hujan. Pada akhirnya saya upload video itu jam 13.22,” kata RGS.
Video berdurasi 45 detik itu diupload RGS di account Facebook-nya. Karena viralnya video itu, RGS lalu diadukan PPK ke polisi pada 30 April 2019. RGS lalu diamankan barisan Polres Cirebon, pada Senin (13/5) jam 22.00 di Desa Kejuden.
Kabid Humas Polda Jawa barat Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko menerangkan, hal yang dikatakan RGS ialah hoax. Sebenarnya, dalam rapat pleno memang benar ada ketentuan jika telah ditunjuk saksi dari semasing peserta pemilu.
“Memang benar ada ketentuan yang perlu dipatuhi bersama dengan dimana semasing pasangan calon Pemilihan presiden atau DPD atau DPR menunjuk beberapa saksi untuk dapat ada. Karena itu tidak semua serta yang berkaitan mengupload pekerjaan itu seakan-akan tertutup,” jelas Truno.
Tempat RGS, lanjut Trunoyudo, cuma partisipan satu diantara pasangan capres pada pemilu 2019.
“Sesaat, saksi itu ialah orang yang diberi mandat oleh pasangan calon. Tetapi yang berkaitan mengaku-ngaku jadi saksi, tetapi tidak diberi diberikan mandat,” tutur Trunoyudo.
Trunoyudo memberikan tambahan, RGS membuat sendiri video itu. Ia yang mengupload video itu di sosial media.
RGS pada akhirnya mengaku semua tindakannya membuat hoax. Walaupun dia partisipan satu diantara paslon pada Pemilihan presiden 2019, RGS memberi pesan supaya tidak lagi ada yang menebarkan hoax.
“Kekeliruan saya ini untuk yang akhir kali. Saya pesan pada semua masyarakat Indonesia untuk janganlah lakukan tindakan yang tidak didapati diri kita sendiri jika itu salah atau benar lalu diupload supaya tidak berlangsung terduga baru,” katanya.
“Jangan sampai mengupload ajaran kedengkian, jangan sampai mengupload ajaran sama-sama hujat mencela sebab kita ialah satu sudara, satu bangsa, satu negara,” lebih RGS.